
Panen dan Pascapanen Jagung Hibrida
Jagung merupakan komoditas pangan yang penting di Indonesia selain padi. Kebutuhan masyarakat akan jagung terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan sektor industri yang memanfaatkan jagung sebagai bahan baku . Untuk itu, peningkatan produktivitas jagung di Indonesia merupakan salah satu program pemerintah yang juga bertujuan untuk mensejahterakan petani Indonesia.
IP2SIP Gurgur selain memproduksi tanama hortikultura, juga memproduksi tanaman pangan yaitu jagung hibrida dengan menggunakan varietas unggul pioneer yaitu P32.Berdasarkan SNI benih jagung 9283-2023, varietas P32 ini merupakan salah satu jenis benih jagung hibrida yang memenuhi syarat. Benih ini tahan terhadap penyakit, perakaran kuat dan batang kokoh, warna biji cerah, mudah dipipil, dan mudah dipanen.
Pada kesempatan kali ini, di IP2SIP gurgur kembali melakukan kegiatan panen dan pasca panen jagung. Adapun ciri-ciri jagung yang siap untuk dipanen yaitu: tanaman sudah mencapai umur masak fisiologis, ditandai dengan warna klobot kuning kecoklatan mengkilap dan kering serta biji telah keras. Jika ditekan dengan ibu jari tidak lagi ditemukan bekas tekanan pada biji (kadar air sudah mencapai sekitar 35%)
Setelah dilakukan proses panen, perlu dilakukan pasca panen agar mutu jagung tetap terjaga kualitasnya sehingga sesuai dengan SNI mutu jagung No. 01-3920-1995 yang memuat tentang acuan kadar air, butir rusak, butir warna lain, butir pecah dan kotoran yang terkandung.
Adapun kegiatan pasca panen yang dilakukan yaitu dipipil dengan mesin pemipil, kemudian dilakukan pengeringan, lalu dikemas didalam karung/goni, lalu dipasarkan.